Minggu, 06 Juni 2021

MASALAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MANDALIKA DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN SIRKUIT MOTOGP DI DESTINASI WISATA MANDALIKA

 

GAMBARAN UMUM KAWASAN MANDALIKA

Mandalika adalah kawasan wisata seluas 1.035 hektar yang berlokasi di di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sejak tahun 2017, Mandalika sudah diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Lombok Tengah merupakan salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nusa Tenggara Barat dan ibu kota daerah ini terletak di Praya. Kabupaten ini memliki luas wilayah 1.208.39 km2 dengan populasi sebanyak 860.209 jiwa. Mandalika memiliki banyak destinasi alam yang tak kalah indah dan mempesona dari destinasi alam lainnya yang ada di Indonesia seperti Pantai Kuta Lombok, Bukit Merese, Pantai Seger, dan Bukit Payung.


PEMBANGUNAN SIRKUIT MOTOGP MANDALIKA


Proyek pembangunan Jalan KEK Mandalika berlokasi di Desa Kuta Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki nilai kontrak sebesar Rp 899 miliar. Sejak Oktober 2019, pembangunan Sirkuit Mandalika sudah dimulai. Sirkuit ini memiliki 17 tikungan dengan panjang 4,31 kilometer. Kapasitas penonton Sirkuit Mandalika mencapai 195.700 orang yang terdiri dari tribun berdiri, duduk, dan VIP atau Hospitality Suites. Area paddock Mandalika sirkuit sanggup menaungi 40 garasi. Tujuan dari pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika itu sendiri yaitu sebagai panggung perhelatan olahraga dunia dan memperkenalkan pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dunia. Pembangunan Sirkuit MotoGP ini banyak memberikan dampak baik dampak positif maupun negative bagi masyarakat sekitar Mandalika itu sendiri.

Dampak Positif dari adanya pembangunan Sirkuit MotoGp Mandalika antara lain untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar Sirkuit MotoGp Mandalika, membantu meningkatkan devisa Negara Indonesia, serta meningkatkan kepariwisataan khususnya Nusa Tenggara Barat. Selain dampak positif yang dirasakan, masih banyak pula para penduduk Mandalika yang merasakan dampak negatif dari adanya pembangunan Sirkuit MotoGp Mandalika ini seperti permasalahan pembebasan lahan, masyarakat tergusur,  ITDC memasang papan larangan berjualan kepada warga dengan alasan (pedagang asongan) mengganggu serta tidak mengizinkan melakukan acara adat di kawasan ITDC, nelayan khawatir tergeser aktivitas dengan kehadiran KEK Mandalika. Namun, permasalahan ini pun tidak berhenti disini saja, pihak pemerintah memastikan untuk memberikan solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi masyarakat pembangunan KEK Mandalika ini. Solusi – solusi tersebut antara lain :

1. Menyelesaikan pembebasan lahan di The Mandalika dengan melakukan pembayaran atas pembebasan tanah.

2. Menurut standar AIIB, orang - orang yang tergusur berhak mendapatkan bantuan pemukiman kembali, ganti rugi atas kerugian asset - aset non - tanah, serta bantuan untuk memulihkan mata pencahariannya.

3. Pihak ITDC selaku pengelola kawasan menyatakan tujuan memasang plang larangan untuk sosialisasi dan mengedukasi para pedang, pelaku UMKM, agar tidak berdagang sembarangan tempat tapi memanfaatkan areal yang sudah disediakan di dalam kawasan, yakni kompleks Bazaar the Mandalika.

4. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTB Yusron Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah tidak pernah berencana menggeser aktifitas nelayan disana atau mengalihkan aktifitas mereka. Namun pemerintah berharap perkembangan KEK kedepan memberi manfaat yang lebih baik lagi ke mereka.


PELUANG DAN TANTANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MANDALIKA

Peluang pekerjaan dari dilaksanakannya event MotoGP 2021 adalah ada sekitar 2.000 Pekerjaan Musiman, 5.000 Segmen Pekerjaan terkait MotoGP, 10.000 Pekerjaan Tidak Langsung dari MotoGP dengan peluang pemasukan US$ 60 juta belanja wisatawan (terkait event di Sirkuit Mandalika), Pendapatan hotel, Pendapatan transportasi, dan pendapatan lain-lain. Beberapa tantangan yang harus dihadapi KEK Mandalika antara lain belum terbangunnya sinergi antara KEK Mandalika dan kawasan sekitar, belum ada branding produk unggulan ‘Mandalika’, pendidikan vocational yang memenuhi atau tetap dengan kebutuhan sektor pariwisata, banyak ditemukan pekerja anak di wilayah wisata, keamanan, kebersihan sekitar pantai, serta kepastian insentif yang diberikan kepada investor. Untuk menjawab peluang dan tantangan tersebut Bapped NTB Menyelenggarakan Rapat Koordinasi Teknis yang bertempat di Ruang Geopark Bappeda NTB.

 

PROSPEK PENGEMBANGAN MANDALIKA KEDEPAN

Menurut Happy Marpaung (2002:19), pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat.

Prospek Pengembangan Mandalika Kedepan :

• Nilai jual kawasan di mata investor semakin meningkat karena telah dilakukan penandatangan kontrak paket II yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana jaringan jalan, normalisasi sungai, pembangunan fasilitas amenity core, gerbang kawasan, dan konstruksi Masjid Area Timur. Dari sisi investasi, setidaknya sudah hampir 200 Ha sedang berproses untuk dikerjasamakan dalam berbagai bentuk properti, seperti hotel bintang empat dan lima, area komersial, hingga SPBU.

• Dari sisi penyerapan tenaga kerja, pengembangan The Mandalika juga diperkirakan mampu menyerap hampir 5 ribu orang tenaga kerja lokal secara bertahap dalam lima tahun ke depan.

• Kawasan The Mandalika juga diproyeksikan akan mampu menaikkan tingkat PDRB sektor pariwisata NTB yang diperkirakan pada tahun 2045 dengan adanya pengembangan The Mandalika bisa diperoleh PDRB sekitar Rp18,8 triliun. 

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Silahkan menghubungi kami

Address:

Tourism Faculty of Udayana University, Jimbaran-Bali

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

082235710261

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Pantai Cemongkak

Pantai Cemongkak, Jimbaran-Bali